sebenarnya tidak memaksa dan mengharuskan tuan rumah memberikan yang mewah mewah, istilahnya sedekah dan tanda terimakasih sudah bersedia datang serta mendoakan.
acara genduri, dzikir, tahlilan, syukuran.
pandangan jika negatif pasti terbawa ke hal negatif buruk.
tapi jika pandangan positif pasti fikirannya ke hal baik.
Menanggapi Akun Abi zaki di aplikasi helo :
ISLAM MENSYARIATKAN MEMBAWA MAKANAN KE RUMAH ORANG BERDUKA,TAPI BANYAK UMAT ISLAM MEMBALIKNYA DENGAN MEMBAWA MAKANAN DARI RUMAH ORANG BERDUKA
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Islam adalah agama yang amat mengerti kondisi umatnya. Makanya Islam membebani syariat kepada orang-orang yang sanggup saja melakukan syariat itu. Allah telah berfirman, "Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kesanggupanmu" (QS At Taqhabun:16). Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS.Al Baqarah:286).
Allah lebih tahu kondisi hamba-Nya. Allah tahu bagaimana kondisi seorang hamba yang sedang berduka atas kematian keluarganya, lebih orang yang meninggal itu lama sakit dan dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang cukup menguras kantong. Makanya Allah mensyariatkan para tetangga untuk berbuat baik kepada tetangganya yang berduka,antara lain dengan membuat makanan lalu dibawa ke tetangga yang sedang berduka, lebih bagus lagi bila bersedekah meringankan beban keluarga yang berduka yang mungkin banyak utangnya gara-gara mengobati keluarganya yang meninggal tersebut.
Namun,dalam kenyataannya justru terbalik, yang dipraktekkan bukan ajaran Islam melainkan ajaran Hindu, yaitu berkumpul-kumpul di rumah orang berduka untuk makanan dan setelah makan lalu membawa makanan pulang. Karena telah menjadi tradisi maka orang-orang berusaha melakukannya,karena kalau tidak dilakukan akan dicemoh atau dicela oleh tetangganya, dianggap kikir atau dianggap menguburkan bangkai kucing. Sehingga demi tradisi ini,banyak orang yang kurang mampu memaksakan diri akhirnya terpaksa mengutang,atau menggadaikan tanahnya.
Mirisnya lagi dari tradisi ini adalah justru pelakunya adalah orang-orang yang paling mengaku ahlussunnah waljamaah, dan orang yang tidak melakukannya dipertanyakan agamanya, dicaci maki dakwahnya. Para pelaku,justru orang-orang mengaku pengikut Mazhab padahal keempat imam Mazhab membenci ritual seperti ini. Tidak ada seorangpun imam Mazhab yang mengajarkan dalam kitab fikihnya tata cara tahlilan kematian,bahkan dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah formal tidak ada satu babpun yang mengajarkan tahlilan kematian.
Banyak umat Islam yang beranggapan bahwa tradisi ini mengandung banyak kebaikan,karena adanya makanan dan uang yang diartikan sebagai sedekah,karena diisi dengan membaca Al Qur'an, betahlil,bersedekah,hingga dihubung-hubungkan dengan dalil-dalil Sunnah,maka dikatakanlan bahwa Islam mensyariatkan membaca Al Qur'an, berzikir, bersedekah.
Lucunya lagi, tahlilan kematian ini diisi dengan cerita lelucon yang membuat para undangan tertawa terpingkal-pingkal di rumah orang berduka. Pentas lolucon inipun diberi nama ceramah ta'ziyah, semakin lucu semakin populer dan semakin tinggi bayarannya, padahal banyak tertawa mematikan hati. Jadi bukannya menghibur dan mencerahkan hati tetapi malah sebaliknya membunuh hati.
No comments:
Post a Comment